Obsessive-Compulsive Disorder (OCD): Memahami, Mendiagnosis, dan Mengobati

Apa itu OCD?

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi dan/atau perilaku kompulsif. Obsesi adalah pikiran yang berulang dan mengganggu, sementara perilaku kompulsif adalah tindakan yang dilakukan sebagai respons terhadap obsesi tersebut. Mayoritas individu dengan OCD mengalami keduanya. Gangguan ini dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan dikategorikan sebagai salah satu dari sepuluh kondisi medis yang paling melumpuhkan menurut WHO.

Baca juga : Menggali Potensi Karir Setelah Kuliah Psikologi

Kriteria Diagnostik OCD

Menurut DSM V, diagnosis OCD memerlukan adanya obsesi, kompulsi, atau keduanya. Obsesi adalah pikiran yang berulang dan menyebabkan kecemasan, sementara kompulsi adalah perilaku berulang yang dilakukan untuk mengatasi obsesi tersebut. Gejala OCD harus memakan waktu atau menyebabkan penderitaan yang signifikan dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis zat atau kondisi medis lainnya.

Penyebab OCD

Faktor-faktor penyebab OCD meliputi faktor temperamental, lingkungan, genetik, dan fisiologis. Anak-anak dengan gejala internalisasi yang lebih besar dan emosi negatif yang tinggi memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan OCD. Lingkungan juga memainkan peran, dengan peristiwa stres atau traumatis dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini. Selain itu, faktor genetik dan disfungsi di beberapa bagian otak juga telah terkait dengan OCD.

Perawatan OCD

Perawatan untuk OCD termasuk psikoedukasi, psikoterapi, pengobatan, dan terapi bedah saraf. Cognitive behavioural therapy (CBT) adalah bentuk terapi yang paling umum digunakan dan telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala OCD. Obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) juga sering digunakan untuk mengobati gangguan ini. Dalam kasus OCD yang parah dan tidak responsif terhadap perawatan lain, stimulasi otak dalam atau prosedur bedah saraf mungkin dipertimbangkan.

Perawatan Mandiri

Selain perawatan profesional, mempertahankan gaya hidup sehat dan menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantu mengelola gejala OCD.

Dengan pemahaman yang tepat dan perawatan yang sesuai, individu dengan OCD dapat mengalami peningkatan kualitas hidup dan fungsi yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber :

  • American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), Fifth edition.
  • Fields, L., & Bhandari, S. (September, 2020). Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). Diakses dari https://www.webmd.com/mental-health/obsessive-compulsive-disorder
  • Fineberg, N.A., dkk. (2020). Clinical Advances in Obsessive-Compulsive Disorder: A Position Statement by the International College of Obsessive-Compulsive Spectrum Disorder. International Clinical Psychopharmacology, 35(4), 173-193.
  • National Institute of Mental Health. (Oktober, 2019). Obsessive-Compulsive Disorder. Diakses dari https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd
  • Praptomojati, A. (2019). “How Do I Stop Checking Things?” Understanding Obsessive-Compulsive Disorder from Neuropsychological Perspective. Buletin Psikologi, 27(1), 15-29.
  • Rivera, H.C., & Howland, M. (Desember, 2020). What is Obsessive-Compulsive Disorder. Diakses dari https://www.psychiatry.org/patients-families/ocd/what-is-obsessive-compulsive-disorder
  • Stein, D.J., dkk. (2020). Obsessive-Compulsive Disorder. Nat Rev Dis Primers, 5(1), 52.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *