Kisah Sehari-hari
Raka sering teringat satu keputusan di masa lalu yang menurutnya salah. Setiap kali ia mencoba melangkah maju, bayangan itu muncul dan menghantam dirinya dengan rasa bersalah.
“Kalau saja waktu itu aku lebih bijak… mungkin semuanya berbeda.”
Namun, semakin ia menghukum dirinya, semakin berat hidup terasa.
Baca juga : Healing Bukan Lari dari Masalah, Tapi Hadir Penuh pada Luka
Mengapa Sulit Memaafkan Diri Sendiri?
Memaafkan orang lain kadang terasa lebih mudah daripada memaafkan diri sendiri. Kenapa?
- Standar diri terlalu tinggi → Kita ingin selalu sempurna.
- Rasa bersalah yang menumpuk → Kesalahan kecil pun jadi beban besar.
- Takut dianggap gagal → Mengakui kesalahan sering disamakan dengan kelemahan.
- Suara “inner critic” → Pikiran yang terus mengulang-ulang: “Kamu salah. Kamu tidak pantas.”
Apa Artinya Memaafkan Diri Sendiri?
Memaafkan diri bukan berarti melupakan kesalahan.
Bukan juga membenarkan tindakan yang keliru.
Memaafkan diri adalah:
- Menerima kenyataan bahwa kita pernah salah.
- Belajar dari pengalaman tanpa terjebak di masa lalu.
- Memberi ruang untuk tumbuh menjadi versi diri yang lebih baik.
Langkah-Langkah Praktis untuk Memaafkan Diri
- Akui dan Hadapi Kesalahan
Tulis apa yang terjadi, apa yang kamu rasakan, dan apa yang bisa kamu pelajari. - Ubah Dialog Batin
Ganti kalimat “Aku gagal” menjadi “Aku sedang belajar”. - Praktik Self-Compassion
Perlakukan dirimu seperti kamu memperlakukan sahabat yang sedang terluka. - Ambil Tindakan Perbaikan (jika perlu)
Jika ada yang bisa diperbaiki, lakukan. Jika tidak, lepaskan. - Rayakan Proses, Bukan Kesempurnaan
Kedamaian hadir bukan ketika kita tak pernah salah, tapi saat kita belajar menerima diri apa adanya.
Hidup ini terlalu berharga untuk terus diikat oleh rasa bersalah. Dengan memaafkan diri, kita membuka pintu menuju kedamaian batin.
Sebab, hanya ketika hati kita lega, kita bisa melangkah maju dengan ringan.
Penulis : Leonardus Devi