Ada saat-saat dalam hidup ketika kita merasa harus mengendalikan segalanya.
Pekerjaan harus sesuai rencana, hubungan harus berjalan ideal, masa depan harus jelas.
Namun, semakin keras kita menggenggam, justru semakin mudah hal itu terlepas.
Kenyataannya, hidup tidak selalu tunduk pada keinginan kita. Ada hal-hal yang bisa diatur, tetapi ada banyak hal lain yang di luar kendali. Di titik inilah kita diingatkan: hidup bukan tentang kontrol, melainkan tentang melepaskan.
Baca juga : Self-Healing Bukan Tentang Pelarian, Tapi Pengakuan
Mengapa Kita Ingin Mengontrol Segalanya?
Rasa ingin mengontrol muncul dari ketidakpastian dan ketakutan akan kehilangan.
Kita merasa lebih aman jika segalanya sesuai dengan yang kita harapkan.
Namun, dalam praktiknya, justru obsesi terhadap kontrol sering melahirkan:
- Kecemasan karena takut ada yang meleset dari rencana.
- Stres ketika hasil tidak sesuai ekspektasi.
- Kekecewaan saat kenyataan berjalan berbeda dari keinginan.
Semakin kita berusaha mengontrol, semakin besar peluang kita terjebak dalam lingkaran yang melelahkan.
Melepaskan Bukan Berarti Pasrah
Banyak orang salah paham: melepaskan bukan berarti menyerah atau berhenti berusaha.
Melepaskan berarti menerima kenyataan apa adanya, sambil tetap melakukan yang terbaik sesuai kapasitas kita.
Contoh sederhana:
- Kita bisa berusaha sebaik mungkin dalam pekerjaan, tapi kita tidak bisa mengontrol sepenuhnya hasil atau apresiasi dari orang lain.
- Kita bisa mencintai seseorang dengan tulus, tapi kita tidak bisa mengontrol apakah orang itu akan tetap tinggal atau pergi.
Melepaskan adalah seni membiarkan hal-hal di luar kendali berjalan sebagaimana mestinya, tanpa harus menyiksa diri.
Belajar Melepaskan: Langkah Kecil yang Bisa Dilakukan
- Sadari Batas Kendali
Bedakan mana yang bisa kita atur (usaha, sikap, respons) dan mana yang tidak bisa (hasil, reaksi orang lain, masa depan). - Berlatih Mindfulness
Fokus pada apa yang terjadi saat ini, bukan pada skenario “seandainya” atau “kalau nanti”. - Ucapkan Terima Kasih
Menghargai setiap pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, membantu kita menerima kenyataan dengan lapang dada. - Izinkan Diri Merasa
Jangan buru-buru menghapus emosi. Rasa marah, sedih, atau kecewa juga bagian dari proses pelepasan.
Ketenangan Ada di Balik Pelepasan
Ketika kita berhenti berusaha mengontrol segalanya, justru saat itulah kita merasakan kelegaan.
Hidup menjadi lebih ringan, dan hati lebih damai.
Karena sejatinya, hidup bukan soal menggenggam erat, melainkan tahu kapan saatnya melepas.
Penulis : Leonardus Devi