Apakah rahasia utama kebahagiaan? Adakah hubungan erat antara kebahagiaan dan rasa bersyukur?
Menurut Daniel Gilbert, seorang psikolog terkemuka, kebahagiaan adalah bukan sesuatu yang kita kejar, melainkan pilihan yang kita buat. Ini tidak hanya tentang merasakan emosi positif atau menghindari yang negatif. Kebahagiaan juga mencakup penerimaan terhadap diri sendiri dan dunia di sekitar kita.
Gilbert membagi kebahagiaan menjadi dua jenis:
- Kebahagiaan Alami: Saat kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
- Kebahagiaan Buatan: Saat kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi masih bisa merasa bahagia.
Jadi, bagaimana kita bisa mencapai kebahagiaan? Bisakah kita tetap bahagia saat menghadapi kesulitan?
Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh tentang “Daddy Issues”
Bersyukur merupakan salah satu kunci dalam menciptakan kebahagiaan. Ketika kita mengalami masalah, mungkin sulit untuk merasa bahagia. Namun, setiap orang memiliki kemampuan untuk menciptakan kebahagiaannya sendiri. Menurut Gilbert, “Sistem kekebalan psikologis kita bekerja paling baik saat kita benar-benar terjebak.” Ini berarti kita dapat menciptakan kebahagiaan dalam situasi yang sulit. Bersyukur adalah langkah awal dalam proses ini.
Bersyukur membantu membuat hidup lebih bermakna. Ini memberi kita semangat dan kemampuan untuk mengatasi tantangan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang bersyukur lebih mudah merasakan kebahagiaan, bahkan dalam situasi yang sulit.
Di Indonesia, kita sering menemukan cara untuk tetap bahagia di tengah kesulitan. Misalnya, ketika hasil ujian kurang memuaskan, kita bersyukur karena masih lulus. Atau ketika mengalami kejadian tidak menyenangkan, kita bersyukur karena tidak terluka parah.
Baca juga : Mengatasi Quarter Life Crisis: 4 Langkah Sederhana yang Membantu
Gilbert dan Ebert melakukan eksperimen menarik tentang kebahagiaan di Harvard. Mereka memberikan opsi kepada siswa untuk menukar foto yang mereka pilih. Hasilnya mengejutkan, siswa yang tidak memiliki opsi untuk menukar foto merasa lebih puas dengan pilihannya. Sementara siswa yang memiliki opsi untuk menukar foto merasa bingung dan tidak puas dengan pilihan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa opsi untuk mengubah keputusan tidak mendukung proses menciptakan kebahagiaan.
Jadi, kebahagiaan adalah tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, sedangkan bersyukur adalah tentang menciptakan kebahagiaan dari dalam diri. Ketika menghadapi kesulitan, kita dapat memilih untuk menciptakan kebahagiaan dari dalam diri, melalui rasa bersyukur. Jadi, apa yang membuatmu bersyukur hari ini?
Referensi :
- Sativa, A.R., & Helmi, A.F. (2013). Syukur dan Harga Diri dengan Kebahagiaan Remaja. Wacana Psikologi, 5(2). DOI: https://doi.org/10.13057/wacana.v5i2.9
- Eriyanda, D., & Khairani, M. (2017). Kebersyukuran dan Kebahagiaan pada Wanita yang Bercerai di Aceh. Psikodimensia, 16(2), 189-197. DOI : 10.24167/psiko.v16i2.1269
- Prabowo, R.B., & Laksmiwati, H. (2020). Hubungan antara Rasa Syukur dengan Kebahagiaan Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 7(1), 1-7.
- Lieberman, M.D., Ochsner, K.N., Gilbert, D.T., & Schacter, D.L. (2001). Do Amnesics Exhibit Cognitive Dissonance Reduction? The Role of Explicit Memory and Attention in Attitude Change. Psychological Science, 12(2), 135-140. DOI: 10.1111/1467-9280.00323
- Tamir, M., Oishi, S., Schwartz, S.H., & Kim, M.Y. (2017). The Secret to Happiness: Feeling Good or Feeling Right?. Journal of Experimental Psychology General, 146(10), 1448-1459. DOI: 10.1037/xge0000303
- Gilbert, D.T., & Ebert, J.E.J. (2002). Decisions and Revisions: The Affective Forecasting of Changeable Outcomes. Journal of Personality and Social Psychology, 82(4), 503-514. DOI: 10.1111/1467-9280.00323
- TED. 2012, 27 April. The Surprising science of Happiness [Video]. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=4q1dgn_C0AU